Kamis, 25 Desember 2014

Ibu


Tahukah kalian siapa sosok yang paling penting dalam hidup kita ? Ya, IBU. Ibu merupakan sosok yang tak tergantikan dalam hidup kita, dialah yang telah merawat kita sejak masih dalam kandungan hingga menjadi dewasa. Tahukah kalian betapa sengsaranya seorang ibu demi kebahagiaan seorang anak. Mereka rela melakukan segala hal demi membahagiakan anaknya yang tercinta. Maka pantas bila Surga berada di telapak kaki ibu.

Dalam kehidupan kita berbohong akan membawa kita kedalam kesengsaraan dalam hidup.Tapi dalam kisah kebohongan ini semua itu tidak berlaku , justru akan memberikan energi kepada kita dalam menjalani kehidupan ini, yatu kebohongan seorang ibu. Banyak kebohongan yang dilakukan seorang ibu demi buah hatinya yang akan membuat kita sadar betapa sengsaranya seorang ibu.

Seperti ketika seorang anak yang lahir dalam keluarga yang miskin yang kerap kali kekurangan makanan.Sang ibu sering memberikan sebungkus nasi kepada anaknya sambil memindahkan nasi ke mangkukku. Ibu berkata:”Makanlah nak, aku tidak lapar.”

 Ketika itu ibu memasak sup ikan yang segar dan menggugah selera yang kudapat setelah memancing. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibuku duduk dan memakan sisa daging yang masih menempel ditulang. Aku yang kasihan memberikan ikanku kepadanya ,lalu mengembalikanya kepadaku dan berkata :”Makanlah nak,aku tidak suka ikan.”

Betapa sengsara dan tegarnya pendirian seorang ibu, bahkan ketika sedang tidak memiliki uang. Dia rela menolak pemberian uang dari sepupunya karena tidak ingin dikasihani dan berkata :”Aku punya uang!.”

Bahkan ketika seorang ibu sedang dalam derita yang amat menyakitkan karena penyakit dalam tubuhnya mulai menyerangnya akibat termakan usia. Tapi sang ibu menyembunyikan penyakitnya dengan meneteskan air mata karena tidak ingin anaknya menghawatirkannya dia berkata :”Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan.”

Sekarang coba renungilah derita seorang ibu demi kebahagiaan anaknya, tapi seorang anak justru jarang mengerti akan hal seperti itu. Kita sering kali bertanya kepada pacar kita “Apa kabar sayang, Sudah makan belum?”. Tapi, apakah kita pernah bertanya kepada ibu kita “Apa kabar Bu, Apa Ibu sudah makan?”.Sesungguhnya dalam kehidupan ini kita sudah terjerumus ke dalam kebahagiaan dunia dan lupa akan hari akhir ,dimana perbuatan yang dilakukan seseorang anak tidak hanya ditanggung oleh orang itu sendiri tapi juga orang tuanya.

Sekarang coba pikir dan renungkan perbuatan kita kepada ibu kita .Dan minta maaflah kepada Ibu kalian yang telah merawat kalian hingga menjadi sekarang ini. Tidak perlu malu mengangkat telefon dari ibu ketika dalam perjalanan dan di depan teman kalian karena itu tandanya ibu kalian menghawatirkan kalian. Tak perlu malu jika teman kalian menyebutmu anak mama justru berbanggalah dan jawab dengan tegas “Aku memang anak mama, kalian bilang seperti itu karena mungkin kalian iri terhadapku ang memiliki ibu yang sayang padaku. Sedangkan kalian bersikap acuh kepada ibu kalian yang menelfon karena malu dengan teman kalian”.

Saya memiliki sebuah prinsip yang sulit untuk dilakukan karena sikap dan perbuatan kita yaitu “JAGALAH SENYUM SEORANG IBU DAN BAPAK KITA SEBELUM SENYUMAN ITU HILANG UNTUK SELAMANYA”.Saya M.NAJIH mngucapkn berbanggalah yang telah membuat ortu kita tersenyum lebar karena senyum itu mahal.
Terima Kasih Anda Telah Membaca Artikel
Judul: Ibu
Diposkan Oleh Mohammad Najih
Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar